Anekdot

 BAB 2
SANTUN MENYAMPAIKAN KRITIKAN
  

Tujuan Pembelajaran 

1. Mengevaluasi gagasan dan pesan yang disampaikan dalam teks dialog atau monolog secara kritisdan reflektif

2. Menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan gagasan dalam teks monolog atau dialog yang mengandung kritik sosial dan membandingkannya dengan teks lain yang mendukung secara kreatif 

3. Memahami kaidah kebahasaan yang digunakan dalam menyampaikan kritik sosial secara cermat 

4. Menulis sebuah gagasan, pikiran, dan pandangan dalam sebuah teks anekdot secara kreatif untuk menyampaikan kritik sosial 

5. Menampilkan teks monolog atau dialog dengan bermain peran untuk menyampaikan kritik sosial terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat secara kreatif. 

Teks Anekdot merupakan cerita singkat yang lucu dan mengesankan, serta mengandung sindirin/kritikan. 
Stuktur teks anekdot terdiri dari orientasi, komplikasi, dan evaluasi. 

Ciri-ciri teks anekdot adalah sebagai berikut:

  • Ceritanya lucu dan menarik
  • Bersifat menyidir atau mengkritik
  • Bersifat mengesankan 
  • Menceritkan tokoh masyarakat atau tokoh terkenal
  • Mengandung pesan moral 
Kaidah kebahasaan teks anekdot, yaitu: 
  • Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lampau. Contoh: Suatu hari, di sebuah perusahaan otomotif, ada beberapa karyawan yang melanggar kedisiplinan dengan memakai alat pelindung diri (APD)
  • Menggunakan pernyatan retoris merupakan pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Contoh: Siapa yang tidak ingin kaya?
  • Menggunakan majas sindiran. Contoh: Pagi benar kau datang, sebentar lagi acara selesai.
  • Menggunakan kata kerja aksi (kata kerja -verba). Contoh: Tanpa berfikir panjang, akhirnya mereka membuka pintu kamar itu.
  • Menggunakan konjungsi yang menyatakan urutan waktu. Contoh: Setelah sampai di pasar, dia segera membuka lapak dagangannya.
  • Menggunakan kalimat perintah. Contoh: "Tutup pintunya!" kata Bu Gita dengan sedikit marah.
Contoh Teks Anekdot 

                              Uang Baru

Rizki sering minta uang jajan pada neneknya. Nenek Rizki sudah tua dan hanya seorang diri mengasuh Rizki, sedang ibunya Rizki bekerja menjadi Tenaga Kerja Wanita di Hongkong. 

Pada suatu pagi, Rizki menangis di teras rumah dan tidak ada yang menemani. Biasanya, sang neneklah yang sering menemaninya. Juriyah, tetangga yang kebetulan lewat merasa iba melihat Rizki. Juriyah bertanya kepada Rizki perihal kenapa dia menangis. Rizki menjawab bahwa tadi ia minta uang jajan kepada neneknya tetapi tidak diberi. 

Sambil menggendong Rizki, Juriyah menghampiri sang nenek yang sedang mencuci di belakang rumah. Juriyah hendak membantu Rizki meminta uang jajan agar ia berhenti menangis. 

"Nek, Rizki minta uang jajan sampai menangis, kenapa dibiarkan?'' tanya Juriyah 

"Sudah saya beri uang jajan, tapi dia minta uang yang baru, Yah!"

"Lantas, kenapa tidak diberi uang baru, Nek?" Juriyah bertanya lagi.

"Kamu tahukan, mencari uang lama saja susahnya minta ampun, apalagi uangbaru!"

jawab sang nenek sambil terus mengucek pakaian.
Juriyah menunrunkan Rizki dari gendongan dan beranjak pergi.



Bacalah teks anekdot berikut dengan cermat untuk menjawab soal nomor 1 - 5. 

Disiplin Nomor Satu

Anton adalaah lulusan SMK Generasi Hebat. Saat ini, dia bekerja di sebuah perusahaan manufaktur yang cukup besar di kotanya. Suatu hari, Anto dimarahi habis-habisan oleh supervisornya yang bernama Amin gara-gara terlambat 30 Detik. 

"Maaf, Pak. Tadi, ban sepeda motor saya kempes.Saya harus menuntun 30 menit sebelum akhirnya menemukan tukang tambal ban," Anton memberi penjelasan. 

"Kalau kamu berangkat lebih pagi dari rumah, pasti kamu tidak terlambat. Seharusnya kamu memperhitungkan segala kemungkinan," Pak Amin tidak mau menerima alasan Anton.

"Sekali lagi saya minta maaf, Pak."

"Dulu, kamu saya rekomendasikan diterima bekerja di sini karena sekolahmu terkenal sebagai sekolah pencetak anak-anak disiplin. Seharusnya, kamu membawa nama baik sekolahmu, bukan justru sebaliknya," tegas Pak Amin.

Anto menunduk, mengiyakan. Setelah itu, Pak Cahyo, manajer produksi, datang menghampiri mereka. 

"Pak Amin, kenapa laporan yang saya minta belum diantar ke ruangan? Saya sudah minta sejak kemarin. Ini sudah sangat terlambat. Saya bisa kena marah Big Boss. Apa Pak Amin lupa jika di perusahaan ini kedisiplinan pegawai nomor satu?'' Pak Cahyo terlihat marah.

"Iya, maaf, Pak. Belum selesai saya kerjakan karena saya sibuk mengurusi pegawai yang tidak disiplin. Ini contohnya, Pak," Pak Amin menunjuk Anto

Tiba-tiba, datang Pak Ganjar, pimpinan perusahaan.

"Pak Cahyo, saya sudah menungu selama 1 jam di ruangan. Kenapa Pak Cahyo malah di sini?" tanpa basa-basi Pak Ganjar langsung marah. 

"Eh, maaf, Pak. Saya sedang mengurus supervisor yang tidak disiplin," Pak Cahyo salah tingkah.

"Sekarang, Pak Cahyo ke ruangan saya!" Pak Ganjar semakin tegas dan tidak mau mendengar alasan Pak Cahyo.

Diam-diam, Anto pergi sambil menepuk jidatnya. 

Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan tepat. 

1.Setelah membaca dengan saksama teks anekdot "Disiplin Nomor Satu", menurut Anda apakah kritik yang ingin disampaikan melalui teks anekdot tersebut?

2. Melalui aktivitas membaca cermat yang telah Anda lakukan, apakah teks anekdot "Disiplin Nomor Satu" memiliki struktur yang lengkap? Tuliskan struktur teks tersebut.

3. Analisislah kaidah kebahasaan teks anekdot "Disiplin Nomor Satu" 

a. Kalimat yang menyatakan peristiwa lampau (bukti dalam teks)

b. Pertanyaan retoris (bukti dalam teks)

c. Majas sindirin (bukti dalam teks)

d. Kata kerja aksi (bukti dalam teks)

e. Kojungsi urutan waktu (bukti dalam teks)

f. Kalimat perintah (bukti dalam teks)

4. Jika dikaitkan dengan kehidupan saat ini, apakah hal penting yang dapat dipetik dari teks anekdot "Disiplin Nomor Satu"

5. Anda adalah peserta didik SMK yang nantinya harus siap mengabdikan diri di masyarakat dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan. Tuliskan hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk melatih disiplin diri sendiri.





Komentar

Suhito mengatakan…


1. Kritik yang ingin disampaikan melalui teks anekdot

Kritik yang disampaikan adalah bahwa para atasan sering menuntut kedisiplinan pegawai bawahan, tetapi mereka sendiri justru lalai dan tidak disiplin dalam pekerjaan. Teks ini mengkritik ketidakadilan serta sikap munafik dalam menegakkan aturan.




2. Struktur teks anekdot "Disiplin Nomor Satu"

Abstrak (pendahuluan): Anton adalah lulusan SMK Generasi Hebat dan bekerja di sebuah perusahaan besar.

Orientasi (awal peristiwa): Anton dimarahi supervisornya (Pak Amin) karena terlambat 30 detik.

Krisis (masalah utama): Pak Amin menegur keras Anton soal disiplin, tetapi ternyata Pak Amin sendiri terlambat menyelesaikan laporan.

Reaksi: Pak Cahyo menegur Pak Amin karena keterlambatan laporan, lalu Pak Ganjar menegur Pak Cahyo karena terlambat masuk ruangannya.

Koda (penutup): Anton hanya bisa menepuk jidat, melihat semua atasan yang menuntut disiplin ternyata juga tidak disiplin.





3. Kaidah kebahasaan dalam teks

a. Kalimat yang menyatakan peristiwa lampau

“Suatu hari, Anto dimarahi habis-habisan oleh supervisornya…”


b. Pertanyaan retoris

“Apa Pak Amin lupa jika di perusahaan ini kedisiplinan pegawai nomor satu?”


c. Majas sindiran

“Seharusnya kamu membawa nama baik sekolahmu, bukan justru sebaliknya.” (Sindiran bahwa Anton justru mempermalukan sekolahnya).


d. Kata kerja aksi

dimarahi, menuntun, memberi penjelasan, menunjuk, menepuk, mengurusi.


e. Konjungsi urutan waktu

“Suatu hari…”, “Setelah itu…”, “Tiba-tiba…”


f. Kalimat perintah

“Sekarang, Pak Cahyo ke ruangan saya!”




4. Hal penting yang dapat dipetik dari teks anekdot

Hal penting yang dapat dipetik adalah bahwa disiplin harus dimulai dari diri sendiri, terutama pemimpin. Jangan hanya menuntut orang lain disiplin sementara diri sendiri tidak mampu memberi teladan.



5. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk melatih disiplin diri

Sebagai peserta didik SMK yang kelak terjun ke masyarakat, latihan disiplin bisa dilakukan dengan cara:

1. Datang tepat waktu ke sekolah atau tempat kegiatan.


2. Mengerjakan tugas tepat waktu sesuai tenggat.


3. Membuat jadwal harian agar kegiatan lebih teratur.


4. Menepati janji dan aturan yang sudah disepakati.


5. Mengurangi kebiasaan menunda-nunda pekerjaan.


6. Menjadi teladan bagi teman dengan sikap tertib dan tanggung jawab.





Doni mengatakan…
1. adalah tentang penerapan disiplin yang berlebihan atau tidak sesuai konteks, sehingga kadang justru menimbulkan hal yang lucu, aneh, atau tidak efektif.

2

Abstraksi : pengantar mengenai topik “disiplin”

Orientasi : awal cerita, latar tempat/waktu/peristiwa muncul

Krisis : muncul masalah atau kejanggalan dalam penerapan disiplin

Reaksi : tanggapan tokoh lain terhadap kejanggalan tersebut

Koda : penutup, biasanya berisi sindiran atau pesan





3. Analisis kaidah kebahasaan

a. Kalimat yang menyatakan peristiwa lampau
→ Ditandai dengan kata kerja lampau seperti pernah, telah, dulu.
Contoh: “Dulu, di sekolah ini …”

b. Pertanyaan retoris
→ Pertanyaan yang tidak perlu dijawab.
Contoh: “Apakah semua hal harus diatur dengan disiplin seperti itu?”

c. Majas sindiran
→ Bentuk sindiran terhadap sikap berlebihan.
Contoh: “Wah, kalau begitu kita harus disiplin bahkan saat tidur juga, ya?”

d. Kata kerja aksi
→ Kata kerja yang menunjukkan tindakan.
Contoh: datang, berdiri, memerintah, menunggu.

e. Konjungsi urutan waktu
→ Kata sambung penanda urutan.
Contoh: kemudian, setelah itu, akhirnya.

f. Kalimat perintah
→ Kalimat yang memerintahkan sesuatu.
Contoh: “Cepat baris dengan rapi!”




4. Hal penting yang dapat dipetik dari teks anekdot “Disiplin Nomor Satu”

Pesan pentingnya adalah disiplin memang perlu, tetapi harus diterapkan secara bijak, sesuai konteks, dan tidak kaku.




5. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk melatih disiplin diri (sebagai peserta didik SMK)

Membuat dan menaati jadwal belajar harian.

Datang tepat waktu ke sekolah dan praktik.

Menyelesaikan tugas sesuai tenggat.

Menjaga kerapian dan kebersihan diri sertai lingkungan.

Postingan populer dari blog ini