KARYA ILMIAH - PEMECAHAN MASALAH
Materi Karya Ilmiah terdapat di kelas XI. Pada materi ini peserta didik dituntut untuk bisa memecahkan sebuah masalah dengan solusi secara cepat dan tepat. Hal ini, dilakukan sebagai dasar untuk mengajak siswa berfikir secara kritis. Sebab dari masalah-masalah yang ada harus bisa dicermati dengan baik. Nah, yang akan dipelajari pada bab ini. Peserta didik turun ke lapangan untuk melaksanakan sebuah penelitian. Peneliatian ini bertemakan tidak jauh-jauh dari lingkungan sekolah tercinta, yaitu SMK Diponegeoro Lebaksiu. Selain itu pula, masalah sudah dicari oleh Guru pembimbing sedangkan siswa menentukan kelompoknya masing-masing. Tujuannya, agar mereka bisa membangun kedekatan saat memecahkan masalah. Penelitian ini bisa dilakukan dengan menggunakan dua langkah, pertama dengan wawancara, kedua dengan metode pengamatan.
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan di lingkungan sekolah:
1. Mengapa Siswi SMK Diponegoro Lebaksiu enggan menggunakan Ciput
Permasalahan yang sangat menarik apabila dipecahkan dengan cara yang baik pula. Pasalnya permasalahan ini sudah sering dicarikan solusinya oleh pihak sekolah, yaitu dengan menyedikan ciput di koperasi. Selain itu pula, Bapak / Ibu guru ketika mengajar selalu mengingatkan siswi agar tertib menggunakan ciput. Fakta dilapangan berbanding balik. Mari simak Hasil penelitian dari Nayuri Salwa dkk di kelas XI AKL terkait permasalahan siswi SMK Diponegoro Lebaksiu enggan menggunakan ciput.
• "Tidak suka pakai karena panas"
• "Gerah"
• "Gak punya dan tidak nyaman"
• "Karena ciputnya hilang, mau beli tapi tidak tau dimana"
• "Kerudung tidak rapi dan menjadi
agak tidak terdengar"
• "Sakit kepala dan
ribet"
• "Bentuk kurang rapih dan kepala terlihat
besar"
• "Merasa gerah dan kepala sakit saat
memakainya"
• "Membuat kepala pusing dan juga karena
tidak suka memakainya"
Ada sembilan alasan yang telah dikemukakan oleh narasumber. Alasan-alasan tersebut dapat ditarik sebuah pembahasana yang menarik yaitu
Kepala Pusing
Penyebab yang memungkinkan hal ini terjadi adalah ciput yang terlalu ketat atau terlalu kecil di kepala mereka.
Gerah
Penyebabnya adalah mereka sudah terbiasa tidak memakai ciput jadi ketika mereka memakainya mereka akan mersa gerah atau tidak nyaman.
Kerudung tidak rapih
Bentuk kerudung saat memakai ciput dan tidak memakai ciput akan
berbeda, sehingga mereka merasa kerudung mereka terlihat tidak rapih.
Tiga indikator siswi enggan menggunakan ciput karena kepala pusing, gerah, dan kerudung tidak rapih. Dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai hal tersebut bahwa siswi yang menyatakan berbagai macam hal sebenarnya karena mereka kurang pembiasan dalam menggunakan ciput sehingga berbagai alasan klasik diutarakan. Namun, sebaliknya jika mereka sudah bersahabat dan terbiasa menggunakan ciput alasan tersebut tidak akan pernah disuarakan. Jadi, mulailah untuk membiasakan diri menggunakan ciput sebagai bentuk untuk menyempurnakan hijab yang dikenakan. Tidak akan ada ruginya apabila menggunakan hijab sesuai dengan aturan yang diberlakukan oleh agama tercinta.
2. Mengapa siswi AKL tidak mau mengenakan sepatu pantopel sebagai identitas Jurusan?
• karena tidak nyaman menggunakan sepatu pentopel
• Karena rusak dan belum disemir juga
• Karena tidak suka dan tidak nyaman menggunakan sepatu pentopel
• Karena salah beli ukuran sepatunya jadinya kekecilan
• Karena belum beli
• Karena dipakai kakaknya
• Karena capai dan pegal
Berbagai alasan yang telah dikemukakan bisa ditarik benang merahnya bahwa siswi AKL belum bisa mematuhi aturan yang sudah diterapkan oleh sekolah yaitu penggunaan sepatu pantopel pada jurusan AKL. Alasan kekecilan itu hal yang sangat mustahil sebab orang membeli sepatu pasti harus sesuai dnegan ukuran. Kemudian menggunakan sepatu pantople tidak nyaman dikarena kurangnya insole dalam sepatu sehingga mengakibatkan kaki terasa capai dan pegal. Dan seperti yang diketahui bersama sepatu pantopel anak sekolah tidak menerapkan hak yang terlalu tinggi antara 3 -5 cm.
3. Mengapa siswa SMK Diponegoro Lebaksiu melaksanan salat duhur jika sudah bel pelajaran jam ke 8?
Studi kasus di lapangan yang telah dilakukan kelompok Dita Septi dkk memperoleh data bahwa terbatasnya jumlah alat salat (mukenah) sehingga siswi yang akan melaksakan salat berjamaah harus bergantian. selalin itu pula, terkadang air kran mati sehingga harus menunggu air diisi. Keasyikan menunggu dan menunggu pun dengan terlalu banyak bercanda mengakibatkan waktu salat tertunda. Lebih fatalnya lagi, siswi malu bila melewati gerombolan siswi di koridor arah mushula. Nah, selesai salat terkadang ada siswi yang sengaja menunggu teman agar bisa ke kelas secara serentak. Tak hanya itu kadang juga ada yang berkeinginan salat dengan cara menunggu mushola sepi ditambah dengan bermain hanphone. Riskannya lagi menghindari pelajaran yang tidak suka.
kesimpulan yang dapat ditarik dari berbagai macam alasan yang telah dikemukakan oleh beberapa siswa yang ditemui dimushola bahwa banyak siswi yang masih malas untuk membereskan kembali mukenah yang habis dipakai dengan alasan akan dikenakan oleh siswi yang lain dan ada juga yang dikejar waktu jam pelajaran yang sedang berlangsung.
4. Mengapa siswa-siswi SMK Diponegoro Lebaksiu per Januari 2023 sampai di sekolah pukul 07.30?
Hal menarik yang ditonjolkan ketika ada siswa datang ke sekolah melebihi jam sekolah. Pertanyaan yang muncul dalam benak? kok bisa? Apa saja alasan yang ditemukan di lapangan saat pertanyaan ini menyeruak di beberapa siswa.
Alasan pertama, Yaitu siswa bermain game hingga larut malam saat pagi datang enggan untuk bangun. Alasan kedua, 20% siswa jika tidak sleep call kebiasan buruk ini dilakukan dengan tujuan agar tidak seperti ada temannya padahal secara kesehatan sangat fatal.
Alasan ketiga, menggunakan kendaraan umum penyebab siswa datang terlambar karena menggunakan kendaraan umum dan kendaraan umum yang ditunggu datang terlambat atau pas datang penuh penumpang hal ini menjadi sebuah alasan.
Alasan keempat, nongkrong diwarung nah kebiasan ini sangat buruk sekali siswa yang sudah bisa datang sebelum waktunya dia malah asyik membuang waktu untuk nongkrong di warung dengan alasan belum sarapan nungguin teman dan lain-lain
Alasan ketiga, malas kemalasan yang geleyut dalam diri siswa menjadikan dia enggan untuk ke sekolah padahal mereka tidak lelah secara tenaga apalagi pikiran.
Jadi, sebuah alasan yang telah dikemukan tadi sebenarnya bisa diantisipasi dengan cara siswa itu sendiri mengubah pola hidup menjadi lebih teratur dan mencintai bangun pagi dan tidak tidur lagi. Namun, jika dari diri siswa pun belum niat itu akan sulit.
Komentar