Permainan Daring
(Bom Waktu untuk Remaja Milenial)
Animo remaja milenial terhadap
permainan daring sangat menakjubkan. Apalagi di era digital sekarang ini,
permainan daring dapat dimainkan pada sebuah gawai yang dimilikinya. Permainan
daring ini membuat remaja milenial semakin menikmati hari-harinya.
Hari-hari remaja milenial saat ini umumnya
tidak pernah lepas dari gawainya. Gawai bagi remaja milenial diibaratkan
sebagai dewa, yang apabila kehabisan baterai maupun kuota maka kehidupan
laksana game over (tamat) seperti
dalam permainan daring.
Bobby Bodenheimer (1999:129)
mengartikan bahwa game online atau
permainan daring sebagai program permainan yang tersambung melalui jaringan
internet yang dapat dimainkan kapan saja, dimana saja, dan dapat dimainkan
secara berkelompok di seluruh dunia atau pun dimainkan sendiri.
Pernyataan tersebut membuktikan
bahwa remaja milenial kesehariannya dihabiskan untuk permainan daring (di rumah,
di sekolah, atau saat sedang berkumpul-kumpul dengan teman-temannya). Bisa ditarik
simpulan bahwa quality time remaja
milenial adalah dengan melakukan permainan daring secara mandiri maupun Mabar (Main Bareng teman).
Remaja milenial pun lebih pandai menguasai
teknik permainan daring ketimbang melindungi diri agar tidak terpelosok ketergantungan secara fisik dan mental (adiksi) terhadap permainan daring tersebut. Kehadiran
gambar-gambar menarik serta kecanggihan permainan yang dihadirkan membuat remaja
milenial berambisi menaklukkan tantangan dalam permainan tersebut. Niat kuat
pun tertanam pada jiwa remaja milenial untuk mengalahkan musuh-musuh dalam
permainan daring.
Fakta yang ada memang bukan hal yang
salah. Remaja milenial di era digital memang lumrah menjadi pecinta permainan
daring, sesuai dengan zamannya. Akan tetapi, jika hari-hari remaja milenial
hanya diisi oleh permainan daring. Apakah di kehidupan yang sesungguhnya (di
masa yang akan datang) remaja milenial akan mampu bertahan hidup dengan berbagai persoalan-persoalan
kehidupan yang menghampiri? Persis dengan melakukan sebuah permainan daring
yang tokoh-tokohnya dalam permainan tersebut memiliki kekuatan super untuk
melewati berbagai macam rintangan / kesulitan.
Menurut Badan Dunia (WHO) sejak 2018 lalu telah menentapkan adiksi game online atau permainan daring sebagai salah satu bentuk ganguan mental. Istilah itu disebut dengan gaming disorder. Gaming disorder ini termasuk dalam katergori kecanduan nonzat atau kecanduan perilaku, seperti adiksi gawai, judi online, media sosial, porno, dan lain-lain.
Data ini mengacu kepada pelaku
permainan daring. Sejatinya permainan daring yang banyak jenisnya seperti, Real time strategi (RTS), First Pesron Shooter (FPS), Role Playing Game (RPG), Live Simulation Game, Vihicle Simulation, Game Aksi (Action),
Game Petualang (Adventure), dan Game Aksi Petulangan. Jika, terus dinikmati
oleh remaja milenial maka tidak menuntup kemungkinan suatu saat permainan
daring akan menjadi bom waktu untuk remaja milenial itu sendiri. Mengapa hal itu bisa terjadi? Disebabkan karena kurangnya
filter dari pelaku permainan daring.
Remaja milenial mengganggap
permainan daring ini bisa mengusir rasa bosan, berinteraksi dengan orang jauh
yang tidak dikenal tetapi, diharuskan solid dalam sebuah tim, menghasilkan uang
bisa juga membakar uang, dan mampu memberikan kesenangan tersendiri sebab bisa
menaklukkan permainan daring dan merasa hebat daripada teman yang lain.
Padahal semua hasil itu merupakan
kesenangan semu tanpa disadari sebenarnya remaja milenial sedang bersahabat
dengan adiksi permainan daring. Inilah yang dinamakan dengan bom waktu untuk
pecinta permainan daring. Cepat atau lambat pecinta permainan daring akan berubah menjadi pecandu permainan daring. Akibatnya, pecandu permainan daring menjadi remaja milenial yang tidak stabil emosinya.
(10Ramadankay, Kamis, 22 April 2021)
Komentar
Kls:X Fkk